Written by Len
Written by Len

Para Pencari Tuhan: It's Not The Same as It was!

Rasanya, tidak afdhol jika sahur tanpa Para Pencari Tuhan.
Satu hal yang saya tunggu-tunggu di bulan Ramadan adalah series yang diberi judul Para Pencari Tuhan. Biasanya series tersebut menemani saya ketika sahur. Rasanya, tidak afdhol jika sahur tanpa Para Pencari Tuhan. Konflik-konflik para tokoh sudah menjadi menu hidangan sahur yang wajib ada. 

Kali pertama saya bertemu dengan Para Pencari Tuhan adalah ketika saya masih duduk di bangku SD. Saat itu merupakan tayangan perdana bagi series tersebut. Pada Ramadan tahun ini, series tersebut sudah berada di jilidnya yang ke-16. Jadi, bisa dikatakan, saya adalah penonton garis keras Para Pencari Tuhan

Walaupun begitu, dari jilid ke jilid, "atmosfer" dalam series tersebut kian menipis. Seakan-akan ada yang hilang dan dirindukan dari series tersebut. Tapi bukan berarti ada jilid yang jelek dan ada jilid yang bagus. Menurut saya, dari jilid 1 hingga 15 memiliki keunikannya tersendiri. Hanya saja, bagi saya, ada yang berbeda, dan saya tidak tahu alasannya. 


Para Pencari Tuhan - writtenbylen- mlendrijulian



Satu Dekade Awal


Untuk mengetahui apa yang berbeda itu, alangkah baiknya jika saya meninjau ulang series itu dari jilid ke jilidnya. Series Para Pencari Tuhan ini memiliki tokoh-tokoh yang sama selama kurang lebih satu dekade. Jadi, dari jilid 1 hingga jilid 10 (atau mungkin hingga jilid 11), series Para Pencari Tuhan ini menceritakan konflik-konflik dari tokoh-tokoh yang tidak berubah. Tokoh-tokoh yang menurut saya menjadi kunci dari jilid-jilid ini dinamai Bang Jack, Chelsea, Barong, Jupri, Azam, Ayya, Asrul, Udin, Pa Lurah, Ustadz Ferri, Kalila, Bang Jalal, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya yang mungkin tidak perlu disebutkan. 

Jadi selama 10 jilid ataupun 10 tahun, series Para Pencari Tuhan memiliki tokoh-tokoh yang sama, dengan konflik-konflik yang berbeda setiap jilidnya. Sedangkan untuk jilid berikutnya, hingga jilid 15 tahun lalu, series ini menghadirkan tokoh-tokoh baru, dengan menghadirkan konflik-konflik yang sekilas terlihat baru, tapi seakan-akan tidak baru. 

Mungkin lebih sederhananya begini. Para Pencari Tuhan jilid 1 hingga 10 seperti halnya anime Naruto. Sedangkan jilid 11 hingga jilid 15 tahun lalu, seperti halnya anime Boruto. Seakan-akan, ada yang hilang. Konflik-konflik yang ada di jilid setelah 1 dekade itu seperti dipaksakan untuk ada. Berbeda dengan konflik-konflik dalam jilid 1 dekade awal, konfliknya itu terasa seperti datang dengan sendirinya. 

Tokoh-tokoh yang berada di jilid 1 hingga 10 itu sudah seperti tokoh utama  dalam series Para Pencari Tuhan. Maksudnya, tidak ada tokoh yang menjadi pusat cerita. Setiap dari tokoh-tokoh tersebut seperti memiliki dunia Para Pencari Tuhan-nya sendiri. Bang Jack dengan musholanya; Chelsea, Barong, Juki dengan karir dan keluarganya; Azam dengan cintanya yang rumit; Udin dan Asrul yang sibuk mengurusi nasibnya; dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk jilid setelah satu dekade, terdapat tokoh yang menjadi pusat cerita, yaitu Bang Jack. Setiap konflik yang terjadi pada si tokoh seakan-akan resolusinya adalah Bang Jack. 

Oh ya, saya lupa memberitahu. Tokoh-tokoh yang masih memiliki peran dalam jilid setelah 1 dekade adalah Bang Jack, Pak Jalal, Udin, dan Asrul. Keempat tokoh tersebut yang hingga Ramadan tahun lalu menjadi teman sahur saya. 

Hal lain yang berbeda antara Para Pencari Tuhan pada jilid dekade awal dan Para Pencari Tuhan setelah dekade awal adalah mungkin karena absennya kuis di sela-sela iklan. Dulu, selalu ada kuis untuk para penonton yang bertemakan series Para Pencari Tuhan itu sendiri. Dengan host dari para pemain tokoh Para Pencari Tuhan tersebut, acara kuis itu menjadi acara yang ditunggu-tunggu juga. Minimal bagi saya. Sedangkan sekarang, kuis di sela-sela iklan itu ditiadakan. Padahal, acara kuis seperti itu bagus bagi rating. Hahaha. Mungkin itu yang membuat ada yang hilang dari Para Pencari Tuhan kini. 

Namun demikian, komedi yang disajikan dalam series Para Pencari Tuhan, baik dari jilid 1 hingga 15, masihlah menggunakan komedi yang khas Para Pencari Tuhan. Dengan komedi yang bertemakan religi, series ini akan membuat penontonnya tambah semangat untuk menyantap hidangan sahur. Komedi yang penuh dengan satire, masih menjadi khas di series Para Pencari Tuhan ini. 

Di sisi lain, yang membuat series Para Pencari Tuhan ini membekas adalah soundtrack-nya. Sudah ada beberapa lagu yang dihadirkan, yang dinyanyikan oleh dua grup band besar asli Indonesia: Ungu dan Gigi. Tapi menurut saya, lagu yang paling membekas adalah lagu yang dijuduli Para Pencari-Mu dari Ungu. Dengan mendengar lagu tersebut, hingga kini, yang ada dalam imajinasi saya adalah bulan Ramadan dan tentunya, series Para Pencari Tuhan. Jika ada yang berubah dari lagu maupun komedi yang khas Para Pencari Tuhan, mungkin saya akan kecewa. Terutama jika perubahan tersebut terjadi dalam komedinya. 

Yang Dirindukan


Biasanya, jika sebuah series atau serial dilanjutkan ke season kedua, maka season pertama telah sukses menarik penontonnya. Jika season kedua dilanjutkan ke season ketiga, maka season kedua tersebut telah sukses juga menarik penontonnya. Begitupun seterusnya. Di series Para Pencari Tuhan ini, season itu disebut "jilid", dan jilid terakhir dari series tersebut berada pada jilid ke 15 yang tayang pada tahun lalu. Bahkan, jilid ke 16 dari series Para Pencari Tuhan pun sudah rilis teaser-nya, yang nantinya akan kembali menemani sahur saya. Itu artinya, series Para Pencari Tuhan ini masihlah ditungu-tunggu oleh penonton. Masih banyak penonton di luar sana yang masih ingin menjadi "Pencari Tuhan".

Adanya yang hilang di jilid setelah dekade awal series ini mungkin dikarenakan rindunya saya akan tokoh-tokoh pada jilid dekade awal dulu. Mungkin juga, karena rindunya saya akan masa-masa lalu, yang kini terasa berbeda. Ya, jadi, yang berubah bukan hanya series Para Pencari Tuhan saja, melainkan juga kehidupan yang kini tak lagi sama seperti masa lalu. Seperti dalam sebuah lirik lagu Tiktok, "It's not the same as it was.."


*
Purwakarta



Post a Comment