Written by Len
Written by Len

Ramadan 1445 H

Sampai tiba aku di Ramadan tahun 1445 Hijriah. Yang membanjiri rumah dengan air mata.
Ramadan 1445 - poetry - mlendrijulian - writtenbylen



Ramadan memiliki arti "panas",
atau juga "yang menghanguskan", 
atau juga "kekeringan",
atau juga "yang membakar".

Aku pun menafsirkan,
bahwa Ramadan,
bisa membuat setan yang angkuh kepanasan karena api cemburu;
bisa menghanguskan hutan nafsu yang kian rimbun;
bisa membuat laut kemaksiatan dilanda kekeringan;
bisa membakar dosa-dosa hingga menjadi abu, menerbangkannya, dan membiarkannya dimakan malaikat penyuci.

Ramadan juga merupakan bulan kesembilan.
Angka apa yang lebih tinggi dari angka sembilan?
Ia menyimbolkan akhir dan permulaan yang baru.
Ia menyimbolkan keberuntungan.
Ia menyimbolkan kebijaksanaan.
Matematika pun seringkali mengatakan, bahwa angka sembilan itu adalah angka yang ajaib.

Aku pun bercermin pada sejarah.
Peristiwa-peristiwa besar terjadi di bulan Ramadan.
Perang Badar, Pembebasan Kota Mekkah, turunnya kitab suci Al-Quran, hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Penuh darah, duka, dan perjuangan di dalamnya.

Sampai tiba aku di Ramadan tahun 1445 Hijriah.
Tiada kualami banjir sederas banjir air mata di sana.
Tiada kudengar alunan melodi seharu alunan melodi penuh duka di sana.
Tiada kulihat lukisan serealistis lukisan kepergian di sana.

Siapa pula aku melawan takdir?
Hanya bisa aku penuh harap.
Ramadan di tahun 1445 Hijriah ini:
Mampu menyucikan seperti pada bait kedua,
menjadi petanda yang ajaib seperti pada bait ketiga,
dan penuh hikmah seperti pada bait keempat.


(2024)

Teruntuk guru, murid, dan orang-orang yang pergi di Ramadan 1445 H.


*

Purwakarta


Post a Comment